Sabtu, 30 April 2016

KISAH "Anak kecil yang pemberani".


       Suatu hari Al-Hajjaj bin Yusuf Al-Tsaqafy( seorang gubernur yang terkenal zalim, keras hati, sombong, dan pembunuh sadis) sedang asyik duduk di halaman istana megah melihat pemandangan indah di sekelilingnya bersama abdi-abdinya yang setia yang berasal dari irak.
       Tiba-tiba datang dan masuklah seorang anak kecil berusia 10 tahun. Anak itu seolah tidak tahu Al-Hajjaj ada di depannya, ia masuk tanpa salam dan tanpa memberi hormat kepadanya. Bahkan, anak itu tidak memandang Al-Hajjaj, ia hanya memandangi pemandangan dan bangunan megah yang ada di sekelilingnya.
       Ia menengok ke kanan-kiri sambil membaca ayat Al-Qur'an: "Apakah kau mendirikan pada tiap-tiap tanah tinggi bangunan untuk bermain-main? Dan kau membuat benteng-benteng dengan maksud supaya kamu kekal (di dunia)?" Al-syu'ara: 128-129.
       Melihat seorang anak masuk tanpa hormat kepadanya dan membaca ayat Al-Qur'an, ia bertanya, "hai bocah, sepertinya kau cerdas dan pintar, apakah kau hafal Al-Qur'an?"
       Anak itu menjawab, "Apakah aku takut Al-Qur'an itu hilang sehingga aku harus menghafalnya segala, bukankah Allah sendiri yang akan menjaganya?"
       Al-hajjaj bertanya kembali, "Apakah kau mengumpulkan Al-Qur'an?"
       Apakah Al-Qur'an berserakan sehingga aku harus mengumpulkannya segalah?" jawab anak itu tanpa rasa takut.
       Al-hajjaj berkata kembali, "apakah kau berhukum dengan Al-Qur'an?"
Anak itu menjawab, "bukankah Allah menurunkan Al-Qur'an sebagai sumber hukum?"
Al-hajjaj bertanya kembali., "apakah kau memperjelas Al-Qur'an?"
Anak itu menjawab denga sedikit dipelesetkan, "Aku berlindung kepada Allah dari menjadikan Al-Qur'an di belakangku.
       Mendengar jawaban anak itu, Al-hajjaj marah luar biasa lalu ia membentak sambil berkata, "Kurang ajar kau bocah, pasti Allah akan membinasakanmu atas apa yang kutanyakan barusan."
       "Yang celaka itu bukan aku, melainkan Engkau dan pengikut-pengikutmu", jawab anak itu tenang.
       Al-hajjaj lalu berkata kembali, "Coba baca salah satu surat Al-Qur'an."
       Anak itu lalu membaca surat An-Nashr. kitaka sampai pada ayat "wa ra'aitannasa yadkhuluna fi dinillah", anak itu sengaja membacanya salah, "wa ra'aitannasa yakhrujuna min dinillah."
       Mendengar itu Al-hajjaj geram, "Kurang ajar, salah baca kau, bukan Yakhrujuna tapi yadkhuluna."
      "Dulu mereka masuk agama Allah (yadkhuluna) tapi sekarang mereka keluar (yakhrujuna)", jawab anak itu sambil melirik Al-hajjaj sedikit meledek.
       Kenapa bisa begitu?", tanya Al-hajjaj.
       Anak itu menjawab, "karena perbuatanmu yang jahat terhadap mereka".

        Al-hajjaj marah, “kurang ajar kau, tahukah dengan siapa kau bicara?”
        Anak itu menjawab, “ya tahu, aku bicara dengan syaitan Al-hajjaj yang licik.”
        Al-hajjaj berkata kembali, “kurang ajar kau, siapa yang mengajarimu?”
      Anak itu balas mejawab, “yang telah membesarkanku.”
      Siapa ibumu? Tanyanya lagi.
      Yang telah melahirkanku, jawabnya singkat.
      Al-hajjaj bertanya kembali, “di mana kau lahir?”
“Disalah satu padang sahara”, jawab anak itu santai.
“Apakah kau gila, sini kuobati”, tutur Al-hajjaj.
“kalau aku gila, aku tidak mungkin sampai di sini dan berdiri di depanmu”, jawab anak itu tenang.
“Bagaimana menurutmu tentang amirul mukminin”, Tanya Al-hajjaj kembali.
“Semoga Allah member rahmat kepada Bapaknya Imam Hasan (Ali bin Abi Thalib yang merupakan  orang yang paling di benci dan seluruh keturunannya dibunuh dan disiksa oleh Al-hajjaj. Dan semoga Allah menempatkannya di surge untuk selama-lamanya”, jawab anak itu.
“Bukan dia yang aku maksud, tapi abdul Malik bin Marwan?”, Tanya Al-hajjaj kembali.
“Dia tukang fasik dan orang durhaka, semoga Allah melaknatnya”, jawabnya tenang.
“Kurang ajar, kenapa dia pantas dilaknat?”, tanyanya menyusul.
“Karena dia berbuat dosa sehingga dosanya terbentang memenuhi langit dan bumi”, jawab anak itu.
“Kesalahan apa yang kau maksud?, Tanya Al-hajjaj.
“Dia telah menjadikanmu seorang pemimpin sehingga kau merampas seluruh kekayaannya dan membunuh seluruh keturunannya”, jawab anak itu tegas.
Al-hajjaj lalu berpaling kepada para penasihatnya sambil berkata, “menurut kalian diapakan anak ini?”
Mereka menjawab, “dibunuh saja yang mulia”.
Anak itu dengan cerdiknya berkata, “wahai Hajjaj, para penasihat saudaramu, fir’aun jauh lebih baik daripada  para penasihatmu ketika  mereka berkata kepada fir’aun tentang musa: “beri tangguhlah dia dan saudaranya (Q.S.7;111). Sementara para penasihatmu menyuruh agar aku dibunuh.
Jika demikian maka nyatalah alasan di depan Allah bahwa kamu memang betul-betul raja yang sombong, hina, dan durhaka.”
Mendengar itu hajjaj berkata, “Kurang ajar kau, cabut kata-katamu dan perhalus lidahmu. Sudah, sekarang aku tawarkan uang sebesar 4.000 dirham dan diamlah jangan banyak omong lagi.”
Anak itu dengan tenang menjawab, “Aku tidak membutuhkannya sedikit pun, semoga Allah memutihkan mukamu dan mengangkat tumitmu.”
“Apakah kalian tahu maksud ucapannya “semoga Allah memutihkan mukamu dan mengangkat tumitmu” , Tanya Al-hajjaj kepada para penasihatnya.
Para penasihatnya dengan sigap menjawab, “yang mulia tentunya lebih tahu.”
Al-hajjaj berkata kembali, “Apakah maksud dari semoga Allah memutihkan mukamu” itu adalah semoga menjadi buta dan berpenyakit sopak, sedangkan yang dimaksud dengan mengangkat tumitmu” adalah semoga digantung dan disalib?”
Lalu ia berpaling pada anak itu sambil berkata “betulkah maksud ucapanmu tadi seperti itu?”
Anak itu menjawab, “Semoga Allah membinasakanmu dengan apa yang aku katakan tadi seperti itu.”
Bukan main marahnya Al-hajjaj saat itu lalu ia menyuruh algojonya untuk segera membunuhnya. Namun Riqasyi, teman dekat Al-hajjaj yang dari tadi menyaksikan percakapan tersebut dengan sigap berkata, “semoga Allah menyehatkan yang mulia, serahkan saja kecoak kecil ini padaku”.
Al-hajjaj berkata kembali kepada Riqasyi, “Iya, dia milikmu, tetapi Allah tidak akan memberikan berkah atas tindakanmu nantinya.”
Anak itu lalu berkata kembali, “Demi Allah, aku tidak tahu mana di antara kalian berdua yang lebih bodoh apakah orang yang mempunyai ajalnya yang telah hadir atau yang akan mengambil ajalnya yang belum hadir?”
Dengan nada setengah membujuk Riqasyi berkata, “sudahlah wahai anak kecil aku akan menyelamatkanmu dari hukuman mati ini dan pulanglah jangan bicara lagi.”
Anak itu berkata kembali tanpa rasa takut sedikit pun, “mati syahid bagiku lebih indah karena balasannya adalah kebahagiaan abadi kelak. Mati di jalan Allah lebih aku senangi daripada aku pulang ke keluargaku tanpa hasil apa-apa.”
Al-hajjaj lalu membujuk anak itu dengan hadiah yang memikat, “Sudahlah aku akan memaafkanmu, bahkan akan memberimu hadiah sebesar 100 ribu dirham karena kau masih kecil dan kau orang yang pintar serta karena ketawakkalanmu kepada Allah. Tapi, lain kali kau harus hati-hati dengan kebernianmu ini karena boleh jadi tidak akan dimaafkan kembali.”
Anak itu menjawab, “Pintu maaf ada di tangn Allah bukan di tanganmu, begitu juga rasa syukur bukan kepadamu tapi hanya kepada-Nya. Allah tidak akan mengumpulkan kembali aku dan kau secara bersama.”
Al-hajjaj lalu keluar sambil berkata kepada para pengikutnya, “biarkanlah dia, demi Allah aku tidak melihat orang yang lebih berani dari padanya dan tdak pernah melihat orang sepintar dengannya. Demi Allah aku tidak mendapatkan orang yang sebanding dengannya untuk selamanya, kalau anak ini hidup terus tentu ia akan menjadi orang yang paling genius pada masanya.”
Namun, akhirnya Al-hajjaj menyuruh seorang  bawahannya untuk menyusupkan racun pada makanan yang dimakan anak itu sehingga ia meniggal dunia.
Innaa lillaahi wa innaa ilaihi roji’un…

DRAFT SKRIPSI


PERANAN ALUMNI DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SANTRI DI PONDOK PESANTREN AL ISLAM
MEETO/MATTIRO BULU KABUPATEN KOLAKA UTARA




DRAFT SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana      Pada Program Studi Pendidikan Agama Islam  Fakultas Agama Islam Universitas Indonesia Timur

Oleh
MUNAWAR
NPM 14 801 077



FAKULTAS AGAMA ISLAM
UNIVERSITAS INDONESIA TIMUR
MAKASSAR
2016


PERSETUJUAN PEMBIMBING
Pembimbing penulisan draft skripsi saudara Munawar, Stambuk 14 801 077 mahasiswa Program Studi Pendidikan Agama Islam Fakultas Agama Islam Universitas Indonesia Timur Makassar, setelah dengan seksama meneliti dan mengoreksi draft skripsi yang bersangkutan dengan judul "Peranan Alumni Dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Santri di Pondok Pesantren Al Islam Meeto/Mattiro Bulu Kabupaten Kolaka Utara" memandang bahwa Draft Skripsi tersebut telah memenuhi syarat ilmiah dan dapat disetujui untuk diajukan ke seminar Draft Skripsi.
Demikian Persetujuan ini diberikan untuk diproses lebih lanjut.

Pembimbing I


NURHAYATI, S.Th.I,.S.Pd.I,M.Si
Makassar, 23 Maret 2016
Pembimbing II


LISMAYANA, S.Sos, M.Si

 






DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL.......................................................................................    i
PERSETUJUAN PEMBIMBING.................................................................    ii
DAFTAR ISI....................................................................................................    iii
DRAFT SKRIPSI............................................................................................    1
A.    Latar Belakang.....................................................................................    1
B.     Rumusan Masalah................................................................................    3
C.    Hipotesis................................................................................................    4
D.    Tujuan dan manfaat penelitian...........................................................    4
1.       Tujuan Penelitian.............................................................................    4
2.      Manfaat penelitian............................................................................    5
E.     Pengertian Judul..................................................................................    5
F.     Metode Penelitian.................................................................................    7
1.      Jenis penelitian.................................................................................    7
2.      Sumber data.....................................................................................    9
3.      Metode pengumpulan data...............................................................    9
4.      Instrument penelitian........................................................................    10
5.      Pengelolahan dan analisis data.........................................................    10
6.      Uji Keabsahan Data.........................................................................    12
G.    Sistimatika Penulisan...........................................................................    13
KOMPOSISI BAB...........................................................................................    14
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................    15


DRAFT SKRIPSI
Identitas Mahasiswa :
Nama               :  MUNAWAR
NIM                 :  14.801.077
Jurusan            :  Pendidikan Agama Islam
Judul           :  Peranan Alumni Dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Santri di Pondok Pesantren Al Islam Meeto/Mattiro Bulu Kabupaten Kolaka Utara
 

A.    Latar Belakang
Pendidikan merupakan wadah untuk mencerdaskan kehidupan bangsa, sebab melalui pendidikan tercipta sumber daya manusia terdidik yang mampu menghadapi perkembangan zaman yang semakin maju sebagaimana diamanatkan dalam Undang-Undang Dasar 1945. Demikian juga dalam Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional menyebutkan bahwa : “Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga yang demokratis dan bertanggung jawab.“
  Sejalan dengan Undang-Undang tersebut, maka kegiatan pembelajaran sangat perlu ditingkatkan lagi, karena kegiatan pembelajaran sangat menentukan keberhasilan siswa dalam proses belajar. Di dalam proses belajar mengajar tersebut, banyak faktor yang mempengaruhinya salah satunya yaitu motivasi.

Menurut Mc. Donald dalam Sardiman, “Motivasi adalah perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai dengan munculnya “feeling” dan didahului dengan tanggapan terhadap adanya tujuan.[1]
Motivasi akan menyebabkan terjadinya suatu perubahan energi yang ada pada diri manusia, sehingga akan bergayut dengan persoalan gejala kejiwaan, perasaan, dan juga emosi untuk kemudian bertindak melakukan sesuatu. Semua ini didorong karena adanya tujuan, kebutuhan, dan keinginan. Di dalam kegiatan belajar mengajar, peranan motivasi sangat diperlukan. Dengan motivasi, pelajar dapat mengembangkan aktivitas dan inisiatif, dapat mengarahkan dan memelihara ketekunan dalam melakukan kegiatan belajar.
Belajar merupakan suatu kegiatan yang dilakukan secara sadar dan terencana yang mengarah pada pencapaian tujuan dari kegiatan belajar yang sudah dirumuskan dan diterapkan sebelumnya. Tercapainya tujuan belajar seperti yang diterapkan dalam kegiatan belajar mengajar merupakan suatu gambaran keberhasilan guru mentransfer pengetahuan siswa. Keberhasilan siswa dalam belajar tidak terlepas peran aktif dari berbagai pihak yang mampu memberi motivasi dan menciptakan iklim belajar yang harmonis, kondusif, menyenangkan serta mampu memberi semangat kepada siswa.
Menurut Thomas F. Staton (dalam Sardiman 2009) mengemukakan “Seseorang akan berhasil dalam belajar, kalau pada dirinya sendiri ada keinginan untuk belajar. Inilah prinsip dan hukum pertama dalam kegiatan pendidikan dan pengajaran.Keinginan dan dorongan untuk belajar inilah yang disebut sebagai motivasi.”
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan oleh peneliti di Pondok Pesantren Al-Islam Meeto/Mattiro Bulu, Kabupaten Kolaka Utara diperoleh data tentang kurangnya motivasi belajar satri yang disebabkan oleh beberapa faktor yakni :   (1) Karena kurangnya pengawasan terhadap santri dalam kegiatan sehari-hari yang menyebabkan berkurangnya motivasi para santri dalam kegiatan belajar.   (2) kurangnya kegiatan santri setiap hari juga dinilai mepengaruhi motivasi belajar santri (3) selain itu sebahagian guru yang hanya memberi pelajaran formal tanpa adanya nilai-nilai moral yang ditanamkan kepada para santri.
Dengan adanya masalah-masalah tersebut maka alumni memiliki peran yang sangat penting dalam peningkatan motivasi belajar santri. Mengingat bahwa ilmu yang dipandang sudah sangat memadai diharapkan dapat memberi sumbangsi moril terhadap Pondok Pesatren Al-Islam Meeto/Mattiro Bulu, Kabupaten Kolaka Utara tersebut.
Berkaitanan dengan masalah-masalah diatas, maka penulis berkeinginan melakukan penelitian tentang Peranan Alumni Dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Santri di Pondok Pesantren Al Islam Meeto/Mattiro Bulu Kabupaten Kolaka Utara.
B.     Rumusan Masalah
Rumusan masalah merupakan suatu pernyataan yang akan dicarikan jawabannya melalui pengumpulan data.[2]
Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah :
1.      Bagaimana motivasi belajar santri di Pondok Pesantren Al-Islam Meeto/Mattiro Bulu Kabupaten Kolaka Utara?
2.      Bagaimana peranan Alumni dalam meningkatkan motivasi belajar santri di Pondok Pesantren Al-Islam Meeto/Mattiro Bulu Kabupaten Kolaka Utara?
C.    Hipotesis
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka penulis akan mengemukakan hipotesis atau jawaban sementara atas masalah yang ada, yaitu sebagai berikut :
1.      Santri di Pondok Pesantren Al-Islam Meeto/Mattiro Bulu Kabupaten Kolaka Utara kurang termotivasi dalam belajar.
2.      Alumni memiliki peran yang sangat penting dalam proses pendidikan di Pondok Pesantren Al-Islam Meeto/Mattiro Bulu Kabupaten Kolaka Utara, salah satunya yaitu membantu meningkatkan motivasi belajar santri sehingga dapat tercapai efektifitas belajar yang diinginkan.
D.    Tujuan dan Manfaat Penelitian
1.      Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini adalah :
a.       Untuk mengetahui motivasi belajar santri di Pondok Pesantren Al-Islam Meeto/Mattiro Bulu Kabupaten Kolaka Utara
b.      Untuk mengetahui peranan Alumni dalam meningkatkan motivasi belajar santri di Pondok Pesantren Al-Islam Meeto/Mattiro Bulu Kabupaten Kolaka Utara
2.      Manfaat penelitian\
Adapun manfaat penelitian yang diharapkan oleh peneliti yaitu :
a.       Bagi Lembaga
Hasil penelitian ini diharapkan akan memberi wacana perubahan yang lebih baik, sehingga tujuan pendidikan yang diinginkan dapat tercapai dengan baik
b.      Bagi Guru/Pembina
Sebagai bantuan moril kepada para guru/pembina sehingga mereka dapat melaksanakan tugasnya sebagai pengajar profesional.
c.       Alumni/Pembina
Membantu para alumni/Pembina untuk dapat mengetahui dan meningkatkan motivasi belajar santri.
d.      Bagi Santri
Santri dapat lebih termotivasi dalam belajar sehingga dapat meningkatkan hasil belajarnya.
E.     Pengertian Judul
a.         Peranan yaitu fungsi, kedudukan atau bagian kedudukan.[3]
b.        Alumni yaitu lulusan atau tamatan (sekolah/perguruan tinggi).[4]
c.         Motivasi yaitu dorongan yang timbul pada diri sesorang secara sadar atau tidak sadar untuk melakukan suatu tindakan dengan tujuan tertentu.[5]
d.        Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang harus secara keseluruhan sebagai hasil pengetahuan individu itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungan.[6]
e.         Santri berasal dari bahasa Jawa, yaitu dari kata “cantrik”, berarti seseorang yang selalu mengikuti seorang guru kemana guru itu pergi menetap.[7]
f.         Pondok Pesantren adalah suatu lembaga pendidikan agama Islam yang tumbuh serta diakui masyarakat sekitar, dengan sistem asrama (komplek) di mana santri-santri menerima pendidikan agama melalui sistem pengajian atau madrasah yang sepenuhnya berada di bawah kedaulatan dari leadership seorang atau beberapa orang kiai dengan ciri-ciri khas yang bersifat karismatik serta independen dalam segala hal.[8]
Motivasi belajar adalah merupakan faktor psikis yang bersifat non-intelektual. Peranannya yang khas adalah dalam hal penumbuhan gairah, merasa senang, dan semangat untuk belajar. Siswa yang memiliki motivasi kuat, akan mempunyai banyak energi untuk melakukan kegiatan belajar. Ibaratnya seseorang itu menghadiri suatu ceramah, tetapi karena ia tidak tertarik pada materi yang diceramahkan, maka tidak akan mencamkan, apalagi mencatat isi ceramah tersebut. Seseorang tidak memiliki motivasi, kecuali karena paksaan atau sekadar seremonial. Seseorang siswa yang memiliki intelegensi cukup tinggi, boleh jadi gagal karena kekurangan motivasi. Hasil belajar akan optimal kalau ada motivasi yang tepat. Bergayut dengan ini maka kegagalan belajar siswa jangan begitu saja mempersalahkan pihak siswa, sebab mungkin saja guru tidak berhasil dalam memberi motivasi yang mampu membangkitkan semangat dan kegitan siswa untuk berbuat/belajar. Jadi, tugas guru bagaimana mendorong siswa agar termotivasi.
Berdasarkan uraian di atas, peneliti dapat menyimpulkan bahwa motivasi belajar adalah kesanggupan untuk melakukan kegiatan belajar karena didorong oleh keinginannya untuk memenuhi kebutuhan dari dalam dirinya ataupun yang datang dari luar. Kegiatan itu dilakukan dengan kesungguhan hati dan terus menerus dalam rangka   mencapai tujuan. Motivasi sangat erat hubungannya dengan kebutuhan, sebab memang motivasi muncul karena kebutuhan. Seseorang akan terdorong untuk bertindak manakala dalam dirinya ada kebutuhan. Kebutuhan ini yang menimbulkan keadaan ketidakseimbangan (ketidakpuasan), yaitu ketegangan-ketagangan, dan ketegangan itu akan hilang manakala kebutuhan itu akan terpenuhi. Kebutuhan seseorang selalu berubah-ubah. Sesuatu yang menarik dan dibutuhkan untuk saat sekarang belum tentu menarik dan dibutuhkan untuk saat yang lain. Itulah sebabnya motivasi sebagai sesuatu yang dinamis, yang kadang-kadang lemah dan kadang-kadang juga kuat.
F.     Metode Penelitian
1.      Jenis dan pendekatan penelitian
a.       Jenis penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis penelitian studi kasus. Jenis penelitian ini dipilih untuk memperoleh diskripsi yang utuh dan mendalam dari objek penelitian dan  untuk menghasilkan data yang selanjutnya akan dianalisis untuk menghasilkan teori.
Data studi kasus ini diperoleh dari observasi, wawancara, dan dokumentasi yang dilakukan oleh peneliti.
b.      Pendekatan penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Pendekatan secara kualitatif ini penulis pilih agar dapat memperoleh keterangan-keterangan yang detil dan mendalam mengenai Peningkatan Motivasi Belajar Santri di Pondok Pesantren Al-Islam Meeto/Mattiro Bulu Kabupaten Kolaka Utara.
“Bogdan dan Taylor ( 1975 : 5 ) mendefinisikan Metodologi Kualitatif adalah prosedur penelitian yang menghasilkan data diskriptif, berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan prilaku yang dapat diamati. Sedangkan menurut Kirk dan Miller ( 1986 : 9 ) penelitian Kualitatif adalah Tradisi tertentu dalam ilmu pengetahuan sosial yang secara fundamental bergantung pada pengamatan pada manusia dan kawasannya sendiri dan berhubungan dengan orang-orang tersebut dalam bahasa dan peristilahannya”( Lexi Maleong, 1997 : 3).
Pendekatan kualitatif adalah pendekatan yang dilakukan dengan mengumpulkan informasi dalam bentuk kata-kata atau keterangan-keterangan dengan tidak memerlukan perhitungan. Alasan penggunaan penelitian kualitatif adalah :
1)   Untuk memberikan batas latar belakang penelitian.
2)   Untuk memudahkan perhatian penulis pada masalah-masalah yang  akan diteliti.
Dengan menggunakan metode kualitatif, penulis akan lebih kreatif dalam mengumpulkan data dan informasi di lapangan karena dapat memanfaatkan nalar dalam memecahkan masalah yang dihadapi, disamping itu juga dapat mengembangkan hasil penelitian yang mendukung keabsahan data yang didapatkan di lokasi penelitian.
2.      Sumber data
Dalam pengumpulan sumber data, penulis mengambil keterangan dari beberapa responden yang ada di Pondok Pesantren Al-Islam Meeto/Mattiro Bulu, Kabupaten Kolaka Utara. di antaranya:
a.       Guru/Pembina Santri Pondok Pesantren Al-Islam Meeto/Mattiro Bulu Kabupaten Kolaka Utara.
b.      Alumni Pondok Pesantren Al-Islam Meeto/Mattiro Bulu Kabupaten Kolaka Utara.
c.       Santri Pondok Pesantren Al-Islam Meeto/Mattiro Bulu Kabupaten Kolaka Utara.
3.      Metode pengumpulan data
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan metode :
a.       Observasi
Observasi yaitu pengumpulan data dengan cara mengadakan pengamatan dan pendataan dengan sistematis tentang fenomena-fenomena yang diselidiki.[9]
Pengamatan yang penulis gunakan ini adalah pengamatan secara tersembunyi (covert) dan pengamatan secara terbuka. Hal ini dimaksudkan untuk medapatkan suatu data yang alamiah dan data yang diperoleh valid serta realible. Pengamatan tersebut penulis lakukan pada latar alamiah/paradigm alamiah (natural inquiry) dengan melalui berbagai pertimbangan sesuai dengan situasi dan kondisi ; dimana, kapan, dan kepada siapa pengamatan ini ditujukan.
b.      Wawancara
Wawancara merupakan salah satu percakapan yang dilakukan untuk mengumpulkan data tentang  berbagai hal dari seseorang atau sekumpulan orang secara lisan dan langsung.[10]
c.       Studi dokumentasi
Data dokumentasi adalah laporan tertulis dari suatu peristiwa (proses kegiatan), yang isinya terdiri dari penjelasan dan pemikiran terhadap peristiwa itu, serta dengan sengaja untuk menyimpan atau meneruskan keterangan mengenai peristiwa tersebut.
4.      Instrument penelitian
Menurut Zuriah (2003), ada 5 jenis instrument yang digunakan dalam penelitian tindakan. Di antaranya observasi, wawancara, catatan lapangan, angket, dan dokumentasi. Dalam penelitian ini instrument yang digunakan meliputi : (1) observasi, (2) wawancara, dan (3) dokumentasi.
5.      Pengelolahan dan analisis data
a.       Pengolahan data
Pengolahan data ini dilakukan dengan dengan mengumpulkan data dari objek penelitian dengan menggunakan istrumen penelitian berupa observasi, wawancara, dan dokumentasi yang selanjutnya diolah dan dianalisa sehingga menghasilkan teori.
b.      Analisis data
Tahap analisis data merupakan tahapan yang menentukan aspek penelitian berhasil atau tidak. Menurut schalts dan straus tujuan penapsiran data ada tiga jenis. Yaitu, deskripsi semata-mata, deskriptif kualitatif atau analitik dan deskripsi substantif. Penelitian ini bersifat deskriptif kualitatif, yaitu berusaha menjelaskan dan menggambarkan peran alumni dalam meningkatkan motivasi belajar satri. Analisis deskriptif kulaitatif ini dilakukan dengan menggunakan model yang dikembangkan oleh Miles dan Huberman, yaitu analisis interaktif. Dalam analisis ini, data yang diperoleh di lapangan disajikan dalam bentuk narasi.[11]
Selanjutnya Miles & Hubermen (1984) menerapkan tiga alur kegiatan dalam analisis deskriptif yang menjadi satu kesatuan yang tak dapat terpisahkan, yaitu:
a)    Reduksi data, pada teknik ini peneliti melakukan proses pemilahan, pemusatan perhatian untuk penyederhanaan, pengabstrakan, dan transformasi data mentah atau data kasar yang muncul dari catatan-catatan di lapangan,
b)   Penyajian data, teknik ini memaparkan hasil temuan secara narasi, dan
c)    Penarikan kesimpulan atau verifikasi, pada teknik ini peneliti berusaha agar dapat mengumpulkan informasi kerepresentatifan suatu peristiwa, kejadian atau suatu subjek.
Teknik analisis data dalam penelitian ini, adalah analisis data kualitatif yang bersifat linear (mengalir) maupun bersifat sirkuler. Adapun teknik analisis data yang dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut:
a)    Menelaah seluruh data yang telah dikumpulkan. Penelaahan dilakukan dengan cara menganalisis, mensintesis, memaknai, menerangkan, dan menyimpulkan. Kegiatan penelaahan pada prinsipnya dilaksanakan sejak awal data dikumpulkan,
b)   Mereduksi data yang didalamnya melibatkan kegiatan mengkategorikan dan pengklasifikasian, dan
c)    Menyimpulkan dan menferivikasi. Dari kegiatan reduksi selanjutnya dilakukan penyimpulan terakhir dan selanjutnya diikuti kegiatan ferivikasi atau pengujian terhadap temuan penelitian.
6.      Uji keabsahan data
Untuk menguji keabsahan data-data penelitian ini,digunakan beberapa cara antara lain:
a.       Kepercayaan (kredibilitas): pemeriksaan datanya dilakukan dengan perpanjangan keikutsretaan sehingga tingkat kepercayaan pemuannya dapat di capai.
b.      Keteralihan yaitu konsep validitas itu menyatakan bahwa suatu penemuan dapat berlaku atau diterapkan pada semua konteks pada populasi yang sama atas dasar penemuan yang di peroleh pada sampel yang secara representatif memilki populasi itu.
Triangulasi yaitu tekhnik pemeriksaan keabsahan data yang memenfaatkan sesuatu yang lain di luar data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data itu.Tekhnik triangulasi yang paling banyak di gunakan ialah pemeriksan melalui sumber lain.
G.    Sistimatika Penulisan
Untuk mempermudah proses penulisan skripsi ini, maka penulis merancang sistimatika pembahasan yang terbagi menjadi lima bab, dan secara ringkas dapat diuraikan sebagai berikut:
Bab pertama, yaitu bab pendahuluan yang berisi latar belakang masalah, identifikasi masalah, pembatasan masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian,  metode penelitian, dan sistematika penulisan.
Bab kedua yaitu bab landasan teori yang berisi tentang tentang teori-teori dasar, dan teori-teori penunjang yang berhubungan dengan masalah.
Bab ketiga, yaitu metodologi peneltian yang berisi tentang jenis dan lokasi penelitian, pendekatan penelitian, sumber data, tehnik pengumpulan data, instrumen penelitian, pengolahan dan analisis data, dan pengujian keabsahan data.
Bab keempat, yaitu bab hasil peneltian yang berisi tentang gambaran umum lokasi peneltian, hasil penelitian, dan pembahasan.
Bab kelima, yaitu bab penutup merupakan bab terakhir yang membahas kesimpulan dari semua hasil penelitian dan juga memuat saran dari semua pembaca.

KOMPOSISI BAB
BAB I PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang Masalah
B.     Identifikasi Masalah
C.     Pembatasan Masalah
D.    Rumusan Masalah
E.     Tujuan Penulisan
F.      Metode Penelitian
G.    Sistematika Penulisan Skripsi
BAB II LANDASAN TEORI
A.    Teori-teori Dasar
B.     Teori-teori Penunjang yang berhubungan dengan masalah
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A.    Jenis dan Lokasi Penelitian
B.     Pendekatan Penelitian
C.     Sumber Data
D.    Teknik Pengumpulan Data
E.     Instrumen Penelitian
F.      Pengelolahan dan Analisis Data
G.    Pengujian Keabsahan Data
H.    Analisis data
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A.    Gambaran Umum Lokasi Penelitian
B.     Hasil Penelitian
C.     Pembahasan
BAB V PENUTUP
A.    Kesimpulan
B.     Saran
DAFTAR PUSTAKA


DAFTAR PUSTAKA
Adikusuma.S, Kamus Lengkap Populer, Surabaya: Pustaka TInta Mas, 1988.
Ahmadi Abu, Widodo Supriyono, Psikologi Belajar Jakarta : Rineka Cipta, 1991.
Arifin M., Kapita Selekta Pendidikan (Islam dan Umum), Jakarta: Bumi Aksara, 1991.
Departemen Pendidikan Nasional R.I, Kamus Besar Bahasa Indonesia.Cet.4;Jakarta: PT.Gramedia Pustaka Utama,2008.
Hadi, Sutrisno. Metodologi Research II. Yogyakarta: Yayasan Penerbit Fakultas Psikologi UGM. 1990.
Ibrahim R., Nana Syaodin.S, Perencanaan Pengajaran, Cet.3 :Jakarta, Rineka Cipta, 2010.
Madjid Nurcholish, Bilik-bilik Pesantren; Sebuah Potret Perjalanan, (Jakarta: Paramadina), cet.1, 1977.
Melong, Lexi J. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya, 2001.
Miles Mathew B. dan A. Michel Huberman, Analisis Data Kualitatif.terj. Tjeptjep Rohendi Rohidi, Jakarta: UI Press,1992.
Nata, Abuddin, Metodologi Studi Islam, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2006.
Sardiman.Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2011
Sugiyono.Metodologi Penelitian Kualitatif dan R&D.Cet.19; Bandung: Alfabeta, 2013.
Sukanto, Kepemimpinan dan Struktur Kekuasaan Kyai, Prisma, XXVI, April-Mei 1997
Suismanto, Menelusuri Jejak Pesantren, Yogyakarta: Alief Press, 2004.
Singarimbun, Masri dan Sofian Effendi.Metode Penelitian Survey. Jakarta: LP3S, 1985
Soekanto, Soerjono. Teori Sosiologi tentang Pribadi dalam Masyarakat. Jakarta: Ghalia Indonesia, 1982.
Ziemek, Manfred. Pesantren Dalam Pembaruan Sosial. Jakarta: Penerbit PM3, 1986.


[1]Sardiman; Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2011), h.74
[2]Prof.Dr.Sugiyono, Metodologi Penelitian Kuantitatif dan R & D, (Bandung: Alfabeta), hal.35
[3]M.Dahlan Al Barry, Kamus Ilmiah Populer, (Surabaya : Arkola), h.585
[4]Ibid. h.24
[5]Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia.. edisi ke empat, (Jakarta: PT.Gramedia Pustaka Utama), h.930
[6] Abu Ahmadi, Widodo Supriyono, Psikologi Belajar (Jakarta : Rineka Cipta, 1991),  h. 121
[7]Nurcholish Madjid, Bilik-bilik Pesantren; Sebuah Potret Perjalanan, (Jakarta: Paramadina, 1977),cet.1. h.20 
[8]M.Arifin, Kapita Selekta Pendidikan (Islam dan Umum) (Jakarta: Bumi Aksara, 1991), h. 240
[9]Sutrisno Hadi, Metodologi Research II, (Yogyakarta: Yayasan Penerbit Fakultas Psikologi UGM, 1990), h.136
[10]Masri Singarimbun dan Sofian Effendi, Metode Penelitian Survey, (Jakarta: LP3S, 1985), h.145
[11]Mathew B. Miles dan A. Michel Huberman, Analisis Data Kualitatif.terj. Tjeptjep Rohendi Rohidi, (Jakarta: UI Press, 1992), h.16-19