KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim.
Puji syukur marilah kita panjatkan kehadirat Allah SWT. Yang
mana telah memberikan kenikmatan kepada kita semua, sehingga peyusun dapat menyelesaikan
Makalah, pada mata kuliah Administrasi dan Supervisi Pendidikan ini.
Sholawat serta Salam senantiasa tercurahkan kepada baginda
kita Nabi Besar Muhamad SAW. Yang telah membawa umatnya dari zaman jahiliah
menuju zaman Islamiah.
Bergema seiring nada mengalunkan kata hati yang senantiasa
mengungkapkan getaran jiwa, Penyusun dengan penuh kesadaran diri bahwa dalam
penyusunan makalah ini masih banyak kekurangan dan kesalahan, hal ini dengan
keterbatasan kemampuan dan kedangkalan ilmu yang kami miliki. Dalam kesempatan
ini penyusun mengucapkan terimakasih kepada teman-teman dan pihak yang turut membantu terselesainya
makalah ini.
Akhirnya kepada aIllah kita berharap dan berdo’a, semoga
makalah ini bermanfaat khususnya bagi penyusun dan umumnya bagi
pembaca. Amin….!
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...................................................................................... i
DAFTAR ISI...................................................................................................... ii
BAB I : PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.................................................................................... iii
B. Rumusan Masalah............................................................................. iv
C. Tujuan................................................................................................... iv
BAB II : PEMBAHASAN
A. Pengertian............................................................................................ 5
1.
Pengertian
Kepemimpinan........................................................ 5
2. Pengertian Pendidikan............................................................... 6
B. Ciri-ciri kepemimpinan...................................................................... 7
C. Kepemimpinan dalam pendidikan................................................. 8
D. Tipe-tipe Kepemimpinan dalam pendidikan............................... 11
E. Fungsi Kepemimpinan Pendidikan............................................... 14
F. Syarat-syarat Pemimpin Pendidikan............................................. 14
G. Ketempilan yang Harus Dimiliki Pemimpin................................. 15
H. Model-model kepemimpinan dalam
pendidikan........................ 16
BAB IV : PENUTUP
A. Kesimpulan.......................................................................................... 23
B. Saran..................................................................................................... 24
BAB I
PENDAHULUAN
1.
Latar Belakang Masalah
Pendidikan
merupakan faktor utama dalam pembentukkan
pribadi manusia. Pendidikan sangat berperan dalam
membentuk baik atau buruknya pribadi manusia
menurut ukuran normatif.
Sekolah
sebagai organisasi, di dalamnya terhimpun unsur-unsur yang masing-masing baik
secara perseorangan maupun kelompok melakukan hubungan keja sama untuk mencapai
tujuan. Unsur-unsur yang dimaksud, tidak lain adalah sumber daya
manusia yang terdiri dari kepala sekolah, guru-guru,
staf, peserta didik atau siswa, dan
orang tua siswa.
Dalam
hal ini kepala sekolah sebagai seseorang yang diberi tugas untuk sekolah, kepala sekolah bertanggung
jawab atas tercapainya tujuan sekolah. Kepala sekolah diharapkan
menjadi pemimpin dan inovator di sekolah.
Oleh sebab itu, kualitas kepemimpinan kepala sekolah
adalah signifikan bagi keberhasilan sekolah.
Kemampuan
professional kepala sekolah sebagai pemimpin pendidikan yaitu bertanggung jawab
dalam menciptakan suatu situasi belajar mengajar yang
kondusif, sehingga guru-guru dapat melaksanakan pembelajaran dengan
baik dan peserta didik
dapat belajar dengan tenang. Disamping itu
kepala sekolah dituntut untuk dapat bekerja sama dengan
bawahannya, dalam hal ini guru.
Kepala sekolah adalah
pengelola pendidikan di sekolah secara keseluruhan, dan kepala sekolah adalah
pemimpin formal pendidikan di sekolahnya. Dalam suatu lingkungan
pendidikan di sekolah, kepala sekolah bertanggung jawab penuh
untuk mengelola dan memberdayakan guru-guru agar terus meningkatkan kemampuan kerjanya.
Keberhasilan suatu sekolah
pada hakikatnya terletak pada efisiensi dan efektivitas penampilan seorang
kepala sekolah
2.
Rumusan Masalah
a. Apa Arti
Kepemimpinan Pendidikan?
b. Apakah
cirri-ciri kepemimpinan?
c. Bagaimanakah
kepemimpinan dalam pendidikan Islam?
d. Pendekatan-pendekatan
apakah yang ada dalam kepemimpinan pendidikan
e. Bagaimana
peranan evaluasi dalam kepemimpinan pendidikan
3. Tujuan
a.
Untuk mengetahui arti dan fungsi dari kepemimpinan
pendidikan.
b.
Untuk mengetahui tipe-tipe kepentingan kependidikan.
c.
Untuk mengetahui keterampilan kepemimpinan pendidikan.
d.
Untuk mengetahui berbagai pendekatan yang ada dalam kepemimpinan pendidikan.
e.
Untuk mengetahui peranan evaluasi dalam kepemimpinan
pendidikan.
BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN
1. Pengertian kepemimpianan
Secara
umum, kepemimpinan (leadership) adalah kegiatan manusia dalam kehidupan. Secara
etimologi, kepemimpinan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia berasal dari kata
dasar “pimpin” yang jika mendapat awalan “me” menjadi “memimpin”
yang berarti menuntun, menunjukkan jalan dan membimbing.
Kepemimpinan
adalah sikap dan perilaku untuk mempengaruhi para bawahan agar mereka mampu
bekerja sama sehingga dapat bekerja secara lebih efisien dan efektif untuk
mencapai angka produktivitas kerja sesuai dengan yang telah ditetapkan. Secara
singkat dapat dikatakan bahwa kepemimpinan adalah sifat yang harus dimiliki
oleh perencana, pengorganisasi, pengarah, pemotivasi, dan pengendali untuk
mempengaruhi orang-orang dan mekanisme kerja guna mencapai tujuan yang telah
ditetapkan.[1]
Definisi
lain dari kepemimpinan adalah sesuatu yang dimiliki oleh seseorang sehingga
seseorang tersebut mampu menggerakkan orang-orang untuk melakukan perbuatan
atau tindakan dengan penuh kesadaran dan keikhlasan
Pemimpin
pada hakekatnya adalah seorang yang mempunyai
kemampuan untuk mempengaruhi prilaku orang lain didalam kerjaanya dengan menggunakan kekuasaan. Dalam
kegiatannya bahwa pemimpin memiliki kekuasaan untuk mengarahkan dan mempengaruhi
bawahannya sehubungan dengan tugas-tugas yang harus dilaksanakan. Pada tahap
pemberian
tugas pemimpin harus memberikan suatu arahan dan bimbingan yang jelas, agar
bawahan dalam melaksanakan tugannya
dengan mudah dan hasil yang dicapai sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan.
Dengan
demikian kepemimpin mencakup distribusi kekuasaan yang tidak sama di antara
pemimpin dan anggotanya. Pemimpin mempunyai wewenang untuk mengarahkan anggota
dan juga dapat memberikan pengaruh, dengan kata lain para pemimpin tidak hanya
dapat memerintah bawahan apa yang harus dilakukan, tetapi juga dapat
mempengaruhi bagaimana bawahan melaksanakan perintahnya. Sehingga terjalin
suatu hubungan social yang saling berinteraksi antara pemimpin dengan bawahan,
yang akhirnya terjadi suatu hubungan timbal
balik.
2. Pengertian pendidikan
Pengertian
pendidikan menurut Undang Undang SISDIKNAS no. 20 tahun 2003,
adalah sebagai usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar
dan proses pembelajaran sedemikian rupa supaya peserta didik dapat
mengembangkan potensi dirinya secara aktif supaya memiliki pengendalian diri,
kecerdasan, keterampilan dalam bermasyarakat, kekuatan spiritual keagamaan,
kepribadian serta akhlak mulia. Kamus Besar Bahasa Indonesia menjelaskan bahwa pendidikan
berasal dari kata “didik” dan mendapat imbuhan berupa awalan ‘pe’ dan akhiran
’an’ yang berarti proses atau cara perbuatan mendidik. Maka definisi pendidikan
menurut bahasa yakni perubahan tata laku dan sikap seseorang atau sekelokmpok
orang dalam usahanya mendewasakan manusia lewat pelatihan dan pengajaran.
Menurut
Bapak Pendidikan Indonesia, Ki Hadjar Dewantara, pengertian pendidikan yaitu
tuntutan dalam hidup tumbuhnya anak-anak yang bermaksud menuntun segala
kekuatan kodrati pada anak-anak itu supaya mereka sebagai manusia dan anggota
masyarakat mampu menggapai keselamatan dan kebahagiaan setinggi-tingginya.[2]
Kata
pendidikan menunjukkan arti yang dapat
dilihat dari dua segi yaitu: pendidikan sebagai usaha atau proses mendidik dan
mengajar seperti yang dikenal sehari-hari. Pendidikan sebagai ilmu pengetahuan
yang membahas berbagai masalah tentang hakekat dan kegiatan mendidik dan mengajar dari zaman ke zaman dan
mengajar dengan segala cabang-cabangnya
yang telah berkembang begitu luas dan mendalam.
Dari
titik tolak itu dapatlah disimpulkan pengertiannya “kepemimpinan pendidikan”
adalah sebagai satu kemampuan dan proses mempengaruhi, mengkoordinir dan
mengkoordinir dan menggerakan orang-orang lain yang ada hubungan dengan
pengembangan ilmu pendidikan dan pelaksanaan pendidikan dan pengajaran, supaya
kegiatan-kegiatan yang dijalankan dapat lebih efektif dan efesien didalam
pencapaian tujuan-tujuan pendidikan.
B.
Ciri-ciri
kepemimpinan
Menurut Harrel, sifat utama kepemimpinan
adalah :
1. Kemauan
keras (strong will)
2. Mementingkan
hal-hal yang lahir (extroversion)
3. Kebutuhan
akan kekuatan (power need)
4. Kebutuhan
akan prestasi (achievement need)
Menurut Keith Davies, bahwa seorang pemimpin
harus memiliki lima sifat utama:
1. Kecerdasan
(intelegensia)
2. Kematangan
sosial (social maturity)
3. Motivasi
dari dalam (inner motivation)
4. Sikap
orientasi hubungan antar manusia (human relation oriented attitude)
5. Keluasan
pandangan sosial (social readth)
Jabatan pemimpin merupakan jabatan yang
istimewa sebab, pemimpin organisasi apapun dipersyaratkan memiliki berbagai
kelebihan menyangkut pengetahuan, perilaku, sikap, maupun keterampilan
dibanding orang lain. Pada umumnya, seseorang memiliki kelebihan-kelebihan
tertentu, tetapi sebaliknya juga memiliki kelemahan-kelemahan tertentu.
Figur pemimpin yang ideal sangatlah
diharapkan oleh masyarakat, lantaran seorang pemimpin menjadi contoh terbaik
dalam segala ucapan, perbuatan, dan kebiasaan, termasuk dalam hal berpakaian.
C.
Kepemimpinan
dalam pendidikan
Salah satu bentuk kepemimpinan dalam lembaga
pendidikan islam adalah kepala sekolah. Kepala sekolah merupakan salah satu
komponen pendidikan yang paling berperan dalam menentukan keberhasilan suatu
lembaga pendidikan.[3] karena
ia merupakan pemimpin dilembaganya, Mulyasa mengatakan, kegagalan dan
keberhasilan sekolah banyak ditentukan oleh kepala sekolah.karena mereka
merupakan pengendali dan penentu arah yang hendak ditempuh sekolah menuju
tujuannya.sekolah yang efektif , bermutu, dan favorit tidak lepas dari peran
kepala sekolahnya. Maka ia harus mampu membawa lembaganya kearah tercapainya
tujuan yang telah ditetapkan,ia harus mampu melihat adanya perubahan serta
mampu melihat masa depan dalam kehidupan global yang lebih baik.
Kepala sekolah harus bertanggung jawab atas kelancaran dan keberhasilan
semua urusan pengaturan dan pengelolaan sekolah secara formal kepada atasannya
atau secara informal kepada masyarakat yang telah menitipkan anak didiknya.
Blimberg (1987) membagi tugas kepala sekolah
sebagai berikut :
1. menjaga
agar segala program sekolah berjalan sedamai mungkin (as peaceful as possible);
2. menangani
konflik atau menghindarinya;
3. memulihkan kerjasama;
4. membina
para staf dan murid
5. mengembangkan
organisasi, dan
6. mengimplementasi
ide-ide pendidikan.
Kualitas dan kompetensi kepala sekolah secara
umum setidaknya mengacu kepada empat hal pokok,yaitu :
1. sifat
dan ketrampilan kepemimpinan ;
2. kemampuan
pemecahan masalah;
3. ketrampilan
social;dan
4. pengetahuan
dan kompetensi professional.
Secara garis besar kualitas dan kompetensi
kepala sekolah dapat dinila dari kinerjanya dalam mengaktualisasikan fungsi dan
perannya sebagai kepala sekolah yaitu meliputi:
1. Sebagai
Pendidik (educator)
a) Kemampuan
membimbing guru dalam melaksanakan tugas
b) Mampu
memberikan alternative pembelajaran yang efektif
c) Kemampuan
membimbing bermacam-macam kegiatan kesiswaan
2. Sebagai
Manajer
a) Kemampuan
menyusun organisasi personal dengan uraian tugas sesuai standar
b) Kemampuan
menggerakkan stafnya dan segala sumber daya yang ada serta lebih lanjut
memberikan acuan yang dinamis dalam kegiatan rutin dan temporer
c) Kemampuan
menyusun program secara sistematis
3. Sebagai
Administrator
a) Kemampuan
mengelola semua perangkat KBM secara sempurna dengan bukti berupa data
administrasi yang akurat
b) Kemampuan
mengelola administrasi kesiswaan , ketenagaan, keuangan, sarana dan prasarana,
dan administrasi persuratan dengan ketentuan yang berlaku
4. Sebagai
Supervisor
Kegiatan utama pendidikan disekolah dalam
rangka mewujudkan tujuannya adalah kegiatan pembelajaran sehingga seluruh
aktivitas organisasi sekolah bermuara pada pencapaian efisiensi dan efektivitas
pembelajaran. Oleh karena itu salah satu tugas kepala sekolah adalah sebagai
supervisor, yaitu memsupervisi perkerjaan yang dilakukan oleh tenaga
kependidikan.
a) Kemampuan
menyusun program supervise pendidikan di lembaganya yang dapat melaksanakan
dengan baik
b) Kemampuan
memanfaatkan hasil supervisi untuk peningkatan kinerja guru dan karyawan
c) Kemampuan
memanfaatkan kinerja guru atau karyawan untuk pengembangan dan peningkatan mutu
pendidikan
5.
Sebagai
Pemimpin
Kepala sekolah sebagai leader harus mampu
memberikan petunjuk dan pegawasan, meningkatkan kemampuan tenaga kependidikan,
membuka komunikasi dua arah, dan mendelegasikan tugas. Kemampuan yang harus
diwujudkan kepala sekolah sebagai leader dapat dianalisis dari kepribadian,
pengetahuan terhadap tenaga kependidikan, visi dan misi sekolah, kemempuan
mengambil keputusan dan kemempuan berkomunikasi. kepribadian kepala sekolah
sebagai leader tercermin dalam sifat-sifat jujur, percaya diri, tanggung jawab,
beranimengambil resiko, dan keputusan, berjiwa besar, emosi yang stabil,
teladan.
a) Memiliki
kepribadian yang kuat
b) Memahami
semua personalnya yang memiliki kondisi yang berbeda, begitu juga kondisi
siswanya berbeda dengan yang lainnya
c) Memiliki
upaya untuk peningkatan kesejahteraan guru dan karyawannya
6. Sebagai
Inovator
Kepala sekolah sebagai innovator akan
tercermin dari cara-cara ia melakukan perkerjaannya secara kostruktif, kreatif,
delegatif, integrative, rasional dan obyektif, pragmatis, keteladanan, disiplin,
serta adatabel dan fleksibel.
a) Memiliki
gagasan baru (proaktif) untuk inovasi dan perkembangan madrasah, memilih yang
relevan untuk kebutuhan lembaganya
b) Kemampuan
mengimplementasikan ide yang baru dengan baik
c) Kemampuan
mengatur lingkungan kerja sehingga lebih kondusif
D.
Tipe-tipe
Kepemimpinan dalam pendidikan
Konsep seorang pemimpin pendidikan tentang
kepemimpinan dan kekuasaan yang memproyeksikan diri dalam bentuk sikap
kepemimpinan, sifat dan kegiatan yang dikembangkan dalam lembaga pendidikan
yang akan dipimpinnya sehingga akan mempengaruhi kualitas hasil kerja yang akan
dicapai oleh lembaga pendidikan tersebut.
Bentuk-bentuk kepemimpinan sering kita jumpai
dalam kehidupan masyarakat sehari-hari. Tetapi disekolahpun terdapat berbagai
macam tipe kepemimpinan ini. Sebagai pemimpin pendidikan yang officiat leadee,
yang cara kerja dan cara bergaulnya dapat dipertanggung jawabkan dan bias
mengarahkan orang lain untuk turut serta mengerjakan sesuatu yang berguna bagi
kehidupannya.
Berdasarkan sifat dan konsep kepemimpinan
maka ada tiga tipe pokok kepemimpinan yaitu:
1. Tipe otoriter
Pada
kepemimpinan yang otoriter, semua kebijakan atau policy dasar ditetapkan oleh pemimpin sendiri dan
pelaksanaan selanjutnya ditugaskan kepada bawahannya. Semua perinta, pemberian
tugas dilakukan tanpa mengadakan konsultasi sebelumnya dengan orang-orang yang
dipimpinnya. Pemimpin otoriter berasumsi bahwa maju mundurnya organisasi hanya
tergantung pada dirinya. Dia bekerja sungguh-sungguh, belajar keras, tertib dan
tidak boleh dibanta.
2. Tipe laissez faire
Pada
tipe laissez faire ini pemimpin memberikan kebebasan yang seluas-luasnya kepada
setiap anggota staf di dalam tata procedur dan apa yang akan dikerjakan uuntuk
pelaksanaan tugas-tugas jabatan mereka. Mereka mengambil keputusan dengan siapa
ia hendak bekerjasama. Dalam penetapannya menjadi hak sepenuhnya dari anggota
kelompok atau staf lembaga pendidikan itu.
Pemimpin
ingin turun tangan bilamana diminta oleh staf, apabila mereka meminta
pendapat-pendapat pemimpin tentang hal-hal yang bersifat tekis, maka barulah ia
mengemukakan pendapat-pendapatnya. Tetapi apa yang dikatakannya sama sekali
tidak mengikat anggota mereka boleh menerima atau menolak pendapat tersebut.
Apabila
hal ini kita jumpai di sekolah, maka dalam hal ini bila akan menyelenggarakan
rapat guru biasanya dilaksanakan tanpa kontak pimpinan (kepala Sekolah),
tetapibisa dilakukan tanpa acara. Rapat bias dilakukan sebagai
anggota/guru-guru dalam sekolah tersebut menghendakinya.
3. Tipe demokrasi
Dalam
tipe kepemimpinan ini seorang pemimpin slalu mengikut sertaka seluruh anggota
kelompoknya dalam mengambil keputusan, kepala sekolah yang bersifat demikian
akan slalu menghargai pendapat anggota/guru-guru yang ada dibawahannya dalam
rangka membina sekolah.
Sifat
kepemimpinan yang demokratis pada waktu sekarang terhadap lebih dari 500 hasil
researeh tentang kepemimpinan, jika
bahan itu di manfaatkan dengan baik maka kita akan dapat mempergunakan
sikap kepemimpinan yang baik pula.
Dalam
hasil researeh itumenunjukkan bahwa untuk mencapai kepemimpinan yang
demokratis, aktivitas pemimpin harus:
a) Meningkatkan
interaksi kelompok dan perencanaan kooperatif.
b) Minciptakan
iklim yang sehat untuk perkembangan individual dan memecahkan pemimpin-pemimpin
yang potensial
Hasil
ini dapat dicapai apabila ada partisipasi yang aktif dari semua anggota
kelompok yang berkesempatan untuk secara demokrasi member kekuasaan dan
tanggung jawab. Pemimpin demokrasi tidak
melaksanakan tugasnya sendiri. Ia bersifat bijaksana di dalam pembagian pekerjaan
dan tanggung jawab. Dapat dikatakan bahwa tanggung jawab terletak pada pundak
dewan guru seluruhnya, termasuk pemimpin sekolah. Ia bersifat ramah dan slalu
bersedia menolong bawahannya dengan nasehat serta petunjuk jika dibutuhkan.
4. Tipe Pseudo Demokratis
Tipe
ini disebut juga demokratis semua atau manipulasi diplomatik. Pemimpin bertipe
ini hanya tampaknya saja bersifat demokratis padahal sebenarnya dia bersifat
otokratik.
Nampak
seperti demokratis tetapi semu karena tetap otoriter dan demi kepentingan
kelompok tertentu saja. Ide – ide atau gagasanyang ia terapkan selalu
didiskusikan tetapi akhirnya bawahan didesak untuk menerima ide pimpinan
tersebut sebagai keputusan bersama.
E.
Fungsi
Kepemimpinan Pendidikan
Fungsi utama pemimpin pendidikan adalah kelompok
untuk belajar memutuskan dan bekerja, antara lain :
a. Pemimpin
membantu terciptanya suasana persaudaraan, kerjasama dengan penuh rasa
kebebasan
b. Pemimpin
membantu kelompok untuk mengorganisir diri yaitu ikut serta dalam memberikan
rangsangan dan bantuan kepada kelompok dalam menetapkan dan memjelaskan tujuan
c. Pemimpin
membantu kelompok dalam menetapkan prosedur kerja, yaitu membantu kelompok
dalam menganalisis situasi untuk kemudian menetapkan prosedur mana yang paling
efektif dan efisien
d. Pemimpin
bertanggungjawab dalam mengambil keputusan bersama dengan kelompok
e. Pemimpin
bertanggung jawab dalam mengembangkan dan mempertahankan eksistensi organisasi.
F.
Syarat-syarat
Pemimpin Pendidikan
Syarat-syarat
yang harus dimiliki oleh pemimpin pendidikan antara lain:
1. Rendah
hati dan sederhana
2. Bersifat
suka menolong
3. Sabar
dan memiliki kestabilan emosi
4. Percaya
kepada diri sendiri
5. Jujur,
adil, dan dapat dipercaya
6. Keahlian
dalam jabatan
G.
Ketempilan yang Harus Dimiliki Pemimpin
1. Keterampilan
dalam memimpin
Pemimpin harus menguasai cara-cara
kepemimpinan, memiliki keterampilan memimpin supaya dapat bertindak sebagai
seorang pemimpin yang baik. Untuk itu harus memiliki kemampuan: menyusun
rencana bersama, mengajak anggotanya berpartisipasi, memberi bantuan kepada
anggota kelompok, memupuk moral kelompok, bersama-sama membuat keputusan.
Pemimpin tidak hanya tahu, tetapi harus dapat melaksanakan.
2. Keterampilan
dalam hubungan insani
Hubungan
insani merupakan hubungan antar manusia. Ada dua jenis hubungan yaitu :
a.
Hubungan karena tugas resmi
b.
Hubungan kekeluargaan
3. Keterampilan
dalam proses kelompok
Maksud
utama adalah meningkatkan partisipasi anggota kelompok sehingga dapat
mengefektifkan potensi. Pemimpin sebagai penengah , pendamai, dan bukan menjadi
hakim.
4. Keterampilan
dalam proses administrasi personil
Kegiatan
ini mencangkup segala usaha yang menggunakan keahlian yang dimiliki petugas
secara efektif. Kegiatannya meliputi seleksi, pengangkatan, penempatan,
penugasan, orientasi, pengawasan, bimbingan, dan pengembangan, serta kesejahteraan.
5. Keterampilan
dalam menilai
Merupaka
usaha untuk mengetahui sejauh mana tujuan sudah tercapai. Teknik dan prosedur
evaluasi : menentukan tujuan penilaian, menetapkan norma/ukuran yang akan
dinilai, mengumpulkan data-data, pengolahan data, menyimpulkan hasil penilaian.
H.
Model-model
kepemimpinan dalam pendidikan
1. Kepemimpinan
Visioner
a) Konsep
visi :
Lee
Roy Beach (1993:50) mendefinisikan visi sebagai berikut :
Vision
defines the ideal fiture, perhaps implying retention of the current cultura and
the activities, or perhaps implying change.
Visi
menggambarkan masa depan yang ideal, barangkali menyiratkan ingatan
budaya yang sekarang dan aktivitas, atau barangkali menyiratkan perubahan
Terbentuknya
visi dipengaruhi oleh pengalaman hidup, pendidikan, pengalaman professional,
interaksi da komunikasi, penemuan keilmuan serta kegiatan intelektual yang
membentuk pola piker tertentu(Gaffar, 1994 : 56)
Kepemimpinan
yang relevan dengan tuntutan “school based management”. Kepemimpinan ini yang
difokuskan pada rekayasa masa depan yang penuh tantangan, menjadi agen
perubahan (agen of change) yang unggul dan menjadi penentu arah organisasi yang
tahu prioritas, menjadi pelatih yang provisional dan menjadi pembimbing anggota
lainnya.
Visioner
Leadership didasarka pada tuntutan perubahan zaman yang menuntut
dikembangkannya secara intensif peran pendidikan dalam menciptaka sumber daya
menusia yang handal.
b) Untuk
menjadi pemimpin yang Visioner, maka seseorang harus :
1) Memahami
konsep visi
2) Memahami
karakteristik dan unsure visi
c) Karakter
visi antara lain:
1) Memperjelas
arah dan tujuan, mudah dimengerti dan diartikulasi
2) Mencerminka
cita-cita yang tinggi dan menetapka standart of excellence
3) Menembuhkan
inspirasi, semanngat, kegairahan, dan komitmen
4) Menciptakan
makna bagi anggota oeganisasi
5) Merefleksikan
keunikan, atau keistimewaan organisasi, dst
6) Memahami
tujuan visi
d) Tujuan
visi antara lain :
1) Memperjelas
arah umum perubahan kebijakan organisasi
2) Memotivasi
karyawa kea rah yang baik
3) Membantu
proses mengkoordinasi tindakan-tindakan tertentu orang-orang yang berbeda
e) Langkah
– langkah menjadi Visionary Leadership
1) Penciptaan
Visi, dari hasil kreatifitas pikir pemimpin berupa ide-ide ideal tentang
cita-cita di masa depan.
2) Perumusan
Visi
Ø Pembentukan
dan perumusan visi oleh anggota tim kepemimpinan
Ø Merumuskan
strategi secara konsensus
Ø Membulatkan
sikap dan tekad sebagai total commitment untuk mewujudkan visi ini menjadi
suatu kenyataan.
3) Transformasi
Visi, Kemampuan membangun kepercayaan
4) Impelemntasi
Visi , Kemampuan pemimpin dalam menjabarkan dan menterjemahkan visi ke dalam
tindakan.
f) Pendidikan
harus mampu mengantisipasi berbagai tuntutan.
1) Sekolah
diharapkan dapat menyelenggarakan program yang lebih humanis
2) Dunia
pendidikan harus mampu menjamin peserta didiknya di berbagai bidang profesi
sebagai syarat untuk memperoleh hak bekerja sesuai dengan kompetensinya.
3) Pendidikan
harus mampu menyiapkan hasil didik yang kompeten dalam berbagai aspek.
4) Kurikulum
pendidikan harus mampu menjaga keserasian antara program dengan aspirasi
masyarakat dan negara
5) Pendidikan
diharapkan mampu menampung politisasi pendidikan, kebutuhan belajar
sepanjang hayat dan internasionalisasi pendidikan.
g) Menjadi
Seorang pemimpin yang Visioner dalam Menghasilkan Produktivitas Pendidikan
1) Berusaha
merekayasa masa depan untuk menciptakan pendidikan yang produktif
2) Menjadikan
dirinya sebagai agen perubahan
3) Memposisikan
sebagai penentu arah organisasi
4) Pelatih
atau pembimbing yang profesional
5) Mampu
menampilkan kekuatan pengetahuan berdasarkan pengalaman profesional dan pendidikannya
2. Kepemimpinan
Transformasional
Kepemimpinan
transformasional dibangun dari dua kata :
a) Kepemimpinan
(leadership) :
Setiap tindakan yang
dilakukan oleh eseorang untuk mengkoordinasikan, mengarahkan, dan mempengaruhi
orang lain untuk mencapai tujuan.
b) Transformasional
(transformational) :
Mengubah sesuatu
menjadi bentuk lain yang berbeda.
Kepemimpinan
Transformasional diukur dalam hubungannya dengan efek pemimpin tersebut
terhadap para pengikutnya.
1. Formulasi
dari teori Kepemimpinan Transformasional antara lain :
a. Karisma
b. Stimulasi
intelektual
c. Perhatian
yang individualisasi
Dapat
dikatakan bahwa seorang kepala sekolah menerapkan teoti Kepemimpinan
Transformasional jika dia mampu mengubah energy sumber-sumber daya baik manusia
maupun non manusia untuk mencapai tujuan-tujuan sekolah seperti yang
dikemukakan oleh Sudarwan Danim (2003 : 54)
Menurut
Leithwood dkk (1999) mengatakan “transformational leadership is seen to be
sensitive to organiation building developing shared vision, distributing
leadership and building school culture necessary to current restructing efforts
in school”
Pemimpin
dengan kepemimpinan transformasional adalah kepemimpinan yang memilki visi ke
depan dan mampu mengidentifikasikan perubahan lingkungan serta mampu
mentransformasikan perubahan tersebut ke dalam organisasi.
2. Dimensi
- dimensi kepemimpinan Transformasional Menurut BASS dan AVOLIO (1994) dengan
konsep 4I
a. Idealized
Influenced, perilaku yang menghasilkan rasa hormat (respect) dan rasa percaya
dari orang- orang yang dipimpinnya.
b. Inspirational
Motivation, senantiasa menyediakan tantangan dan makna atas pekerjaan
orang-orang yang dipimpinnya.
c. Intellectual
Simulation, senantiasa menggali ide-ide baru dan solusi yang kreatif
dari orang-orang yang dipimpinnya
d. Individualized
consideration, memberikan perhatian khusus kepada kebutuhan
prestasi dan kebutuhan orang yang dipimpinnya.
Model
kepemimpinan transformasial perlu diterapkan dalam dunia pendidikan, karena
merupakan salah satu solusi krisis kepemimpinan terutama dalam bidang pendidikan. Olga
Epitropika (2001:1) mengemukakan 6 hal mengapa kepemimpinan transformasial
penting bagi suatu organisasi.
a. Secara
signifikan meningkatkan kinerja organisasi.
b. Secara
positif dihubungkan dengan orientasi pemasaran jangka panjang dan kepuasan pelanggan.
c. Membangkitkan
komitmen para anggota terhadap organisasi.
d. Meningkatkan
kepercayaan pekerja dalam manajemen dan perilaku keseharian organisasi.
e. Meningkatkan
kepuasan [ekerja melalui pekerjaan dan pemimpin.
f. Mengurangi
stress para pekerja dan meningkatkan kesejahteraan.
3. Implementasi
odel kepemimpinan transformasional falam organisasi / intstansi pendidikan
perlu memperhatikan beberapa hal sebagai berikut:
a. Mengacu
pada nilai – nilai agama yang ada dalam organisasi / instansi atau bahkan suatu
negara.
b. Disesuaikan
dengan nilai – nilai yang terkandung dalam sistem organisasi atau instansi
tersebut.
c. Menggali
budaya yang ada dalam organisasi tersebut.
d. Karena
sistem pendidikan merupakan suatu sub sistem maka harus memperhatikan sistem
yang lebih besar yang ada di atasnya seperti sistem suatu negara.
4. Kritisi
model kepemimpina transformasional :
Kepemimpinan
transformasional hampir sama dengan kepemimpinan transforming. Burns membatasi
kepemimpinan yang mentransformasi kepada para pemimpin yang selalu mendapat pencerahan(enlightened)
yang menunjuk kepada nilai – nilai moral yang positif dan kebutuhan – kebutuhan
tingkat yang lebih tinggi dari para pengikutnya.bagi Bass,seorang pemimpin yang
mengaktifkan motivasi pengikut dan meningkatkan komitmennya adalah transformasional,
tidak memperhatikan apakan memiliki efek yang menguntungkan untuk pengikutnya
atau tidak. Jadi, dengan demikian kepemimpinan transforming merujuk pada
pencerahan yang memperhatikan kepemimpinan nilai – nilai moral positif dan
kebutuhan – kebutuhan di tingkat lebih tinggi dari para pengikutnya, sedangkan
kepemimpinan transformasional tanpa memperhatikan efeknya terhadap pengikutnya
atau mengesampingkan nilai – nilai moral yang positif.
Hal
ini senada dengan pendapat Golmen, et.al (2003) yang mengatakan kepemimpinan
transforming adalah kepemimpinan yang memiliki kesadaran sendiri tentang
emosionalnya, manajemen diri sendiri, kesadaran sosial dan manajemen hubungan
kerja. Pola perilaku kepemimpinan yang seperti inidiharapkan berpengaruh
positif terhadap bawahannya dalam membentuk nilai – nilai dan keyakinan untuk
mencapai tujuan organisasi (Anderson 1998).
Model
kepemimpinan lain yang perlu diperhatikan sebagai kritisi terhadap kepemimpinan
transformasional adalah kepemimpnan amanah. Kepemimpinan amanah adalah
kepemimpinan yang dilandasi dengan iman dalam rangkan mencapai tingkat
ketaqwaan kepada Allah SWT. Model kepemimpinan ini selalu memikirkan keadaan
umatnya dan jauh dari memikirkan kepentingan pribadi atau
golongannya. Pemimpin selalu berhati – hati dalam menjaga
keimanannya untuk memperoleh derajat taqwa disisi Allah SWT (Ash Shalabi,
2003).
BAB IV
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Pemimpin pada hakikatnya adalah seorang yang mempunyai kemampuan
untuk memepengaruhi perilaku orang lain di dalam kerjanya dengan menggunakan
kekuasaan. Dalam kegiatannya bahwa pemimpin memiliki kekuasaan untuk
mengerahkan dan mempengaruhi bawahannya sehubungan dengan tugas-tugas yang
harus dilaksanakan.
Tipe-tipe kepemimpinan pada umumnya adalah tipe
kepemimpinan pribadi, Tipe kepemimpinan non pribadi, tipe kepemimpinan
otoriter, tipe kepemimpinan demokratis, tipe kepemimpinan paternalistis, tipe
kepemimpinan menurut bakat.Disamping tipe-tipekepemimpinan tersebut juga ada
pendapat yang mengemukakan menjadi tiga tipe antara lain : Otokratis,
Demokratis, dan Laisezfaire. Faktor-faktor yang mempengaruhi aktivitas pemimpin
meliputi ; kepribadian (personality), harapan dan perilaku atasan,
karakteristik, kebutuhan tugas, iklim dan kebijakan organisasi, dan harapan dan
perilaku rekan. Yang selanjutnya bahwa factor-faktor tersebut dapat
mempengaruhi kesuksesan pemimpin dalam melaksanakan aktivitasnya.
Tugas pemimpin dalam kepemimpinannya meliputi ; menyelami
kebutuhan-kebutuhan kelompok, dari keinginan itu dapat dipetiknya
kehendak-kehendak yang realistis dan yang benar-benar dapat dicapai, meyakinkan
kelompoknya mengenai apa-apa yang menjadi kehendak mereka, mana yang realistis
dan mana yang sebenarnya merupakan khayalan.Pemimpin yang professional adalah
pemimpin yang memahami akan tugas dan kewajibannya, serta dapat menjalin
hubungan kerjasama yang baik dengan bawahan, sehingga terciptanya suasana kerja
yang membuat bawahan merasa aman, tentram, dan
memiliki suatu kebebsan dalam mengembangkan gagasannya
dalam rangka tercapai tujuan bersama yang telah ditetapkan.
B.
Saran
Berdasarkan pada uraian tersebut di atas, maka penulis
mengemukakan saran-saran sebagai berikut :
1. Hendaknya para pemimpin, khususnya
pemimpin dalam bidang pendidikan dalam melaksanakan aktivitasnya
kepemimpinannya dalam mempengaruhi para bawahannya berdasarkan pada
kriteria-kriteria kepemimpinan yang baik.
2. Dalam membuat suatu rencana atau manajemen
pendidikan hendaknya para pemimpin memahami keadaan atau kemampuan yang
dimiliki oleh para bawahannya, dan dalam pembagian pemberian tugas sesuai
dengan kemampuannya masing-masing.
3. Pemimpin hendaknya memahami betul
akan tugasnya sebagai seorang pemimpin.
4. Dalam melaksanakan akvititasnya baik
pemimpin ataupun yang dipimpin menjalin suatu hubungan kerjsama yang saling
mendukung untuk tercapainya tujuan organisasi atau instnasi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar